“Sampai nanti”,
Kau berkata padaku sambil melambai,
Kemudian engkau kembali meneruskan langkah.
Di jalanan yang dahulu pernah kita lalui bersama.
Sejenak aku terlelap dalam gamang,
Kutatap cakrawala yang memerah,
Melatari siluet sosok mu yang perlahan menjauh.
Sebuah elegi bersenandung dalam senjaku di akhir bulan,
Mulai riuh dalam dentang-dentang benakku
Setelah sosoknya lenyap dalam batas pandang.
Saat gamang ku mulai reda,
kutatap dengan sebentuk senyum yang tulus
“inilah kematian kecil”
“perpisahan adalah kematian kecil”
“selamat jalan dedariku”
Dan jalanan pun kian sepi, menggelap.
Minggu, 01 Maret 2009
Elegi Sebuah Senja
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Masukkan komentar anda tentang wacana diatas